Mengenai Saya

Foto saya
Ketika sebuah kalimat yang keluar dari mulut tak bisa didengarkan oleh orang lain. Maka Menulislah, disitu Anda akan dikenang sepanjang usia Anda, karena mungkin kata-kata yang keluar dari mulut tak bisa mengubah seseorang, tetapi tulisan yang dibaca berulang bisa menjadi pengaruh untuk seseorang. Maka Menulislah!

Senin, 27 Februari 2012

Cinta pertama dan Cinta Terakhir



Ini hadiah ulang tahunku untuk sahabat tercintaku Lia Lestari. Dia adalah seorang wanita berjilbab tapi ya kayak roker gitu deh :D. disini aku akan menceritakan tentang cinta pertama dan cinta terakhirnya. (menurut info yang aku dapat sih gitu.) yuk kita simak sama-sama.
            ***
            Dia adalah seorang wanita yang saat ini sedang duduk dibangku SMA kelas 2 di suatu sekolah negeri yang berada di Jakarta Timur. Dia merupakan wanita yang aktif dalam pengajian yang sering kita dengar yaitu Nurul Mustofa. Disana dia memiliki teman dekat yang bernama aisyah dan memiliki seorang guru yang bernama Ustad Rahmat. Lia memiliki teman laki-laki bernama Ahmad, dan satu sekolah dengannya juga satu pengajian dengannya.
            Hari ini adalah hari dimana lia dan ahmad akan melakukan pengajian bersama yang letak pengajiannya tak jau
            “hai li, nanti malem ikut pengajian kan?” sapa ahmad saat hari itu.
            “eh ahmad, iya insya Allah aku ikut pengajian mala mini, kamu mad?” Tanya lia lagi agar dia berharap untuk terus bisa melakukan percakapan dengan ahmad saat itu. Jujur saja, lia memang menyimpan perasaan yang berbeda dengan ahamd karena dengan peringai ahmad yang baik dan sopan tak lupa juga dia merupakan salah satu siswa tertampan di sekolahnya. Makanya tak heran apabila lia terpaut hatinya oleh ahmad, tapi bukan semata karena wajahnya yang tampan saja lho..
            “iya aku juga inysa Allah datang kok, masih di masjid mustofa kan? Hehe” gurau ahmad.
            “heh? Yaiyalah mad, kamu ada-ada saja. Yaudah aku duluan ya, mau ngerjain tugas kelompok dulu nih.” Akhirnya lia mengakhiri pembicaraan sore itu dan pamit untuk pulang.
            ***
            Malam ini langit tampak bertaburan dengan bintang dan cuaca pun ikut turut senang dengan malam yang indah ini seakan menikmati pengajian yang dilakukan oleh kamu anak muda yang sedang menuntut ilmu di masjid yang penuh barokah itu.
            Seusai pengajian, tiba-tiba ahmda memanggil lia dengan teman laki-lakinya, yaitu si fauzi.
            “assalamualaikum li, gimana tadi pengajiannya?” sapa ahmad memulai percakapan malam itu.
            “waalaikumsalam, Alhamdulillah lancer mad, kamu gimana?”
            “Alhamdulillah lancer juga, oia akumau ngomong sesuatu nih sama kamu.” Perasaan lia mulai tak menentu, detak jantung mulai memberikan iringan nada yang tak jelas dan tak karuan.
            “ehh.. mm.. iya mad, ada apa ya?” jawab lia sedikit gugup.
            “kamu sayang gak sama aku?” to the point ahmad menyatakan perasaannya melalui pertanyaan.
            “eh, memangnya ada apa kamu nanya aku kayak gitu?”
            “aku saying li sama kamu, kamu mau gak nikah sama aku?” ya ampuuunn… kita masih kelas 2 SMA, tapi kenapa dia udah berpikir sangat panjang ya pikir lia.
            “eh.. mmm sebenarnya sih aku sayang sama kamu, tapi kalau untuk menikah apa gak terlalu cepat?” jantung lia makin tak karuan, rasanya jantung itu ingin keluar dari habitatnya dan tak ingin berdetak saat itu.
            “heheh ya gak sekarang lah. Alhamdulillah kalau kamu sayang sama aku, oia aku 2 hari lagi mau sekolah di pesantren li. Kamu mau gak nunggu aku?” pertanyaan ahmad membuat hati ia seperti jatuh dari langit bebas yang setelah dibawa terbang tinggi. Baru saja merasakan indahnya menjadi anak muda tetapi dia sudah harus berpisah.
            “eh? Jadi kamu mau di pesantren? Berapa lama?” Tanya lia yang wajahnya sudah menampakkan kemurungan.
            “kira-kira 6 tahun, tapi aku janji li akan mengkhitbahmu kalau sudah lulus nanti. Aku janji atas nama Allah sang Maha Pemilik Hati walaupun kita tidak tahu kedepannya, tapi aku janji” janji yang diutarakan oleh ahmad membuat hat ilia terenyuh seakan tak ingin lepas dari ahmad untuk jangka kurun waktu yang menurutnya sangat lama sekali.
            “mmm.. insya Allah mad hati ini hanya untukmu..”
            “insya Allah li, oia kamu mau ke rumahku gak?” ajak ahmad.
            “mm eh udah malem mad, emang gak ganggu keluarga kamu apa?” Tanya lia.
            “eh gak kok, aku Cuma pengen kenalin kamu sama umi aku aja.” Akhirnya lia dan ahmad serta temannyapun berkunjung ke kediaman ahmad. Sesampainya di rumah nampaknya semua keluarga ahmad sangat antusias dengan kedatanganku.
            “umiiiiiiiiiiiiii, abang bawa cewe miii” adik ahmad berteriak memanggil uminya ahmad saat melihat aku berada di rumahnya setelah memberikan salam untuk keluarga mereka.
            “eeehh iya ade, siapa sih yang datang?” umipun menjawab teriakan adiknya ahmad.
            “ya gini lah li, soalnya ini adalah pertama kalinya aku membawa perempuan untuk datang ke rumahku, dan aku bersumpah hanya kamu wanita pertama dan terkahir yang aku ajak untuk ke rumahku.” Janji ahmad lagi ke lia.
            “ooh gitu hehe pantesan” liapun melemparkan senyuman yang paling terindah menurut dia hehe.
            Akhirnya liapun berkenalan dengan uminya ahmad dan mereka seperti sudah mengenal satu sama lain, sangat akrab!
            “iya li, lusa si ahmad akan pergi ke pesantren mohon doanya ya li.” Pinta uminya ahmad terhadap lia.
            ***
            1 tahun kemudian..
            Hari in ilia telah memiliki kekasih baru setelah ahmad meninggalkan lia untuk bersekolah di pesantren. Kekasih lia bernama ami. Ami merupakan salah satu adik kelas lia di sekolahnya, dan mereka sudah menjalin hubungan selama 3 bulan lamanya.
            Bulan ini bulan ramadhan, dan malam ini terasa cuaca sangat tak mendukung. Tiba-tiba setelah pulang dari teraweh, rumah lia diketuk oleh seseorang.
            “assalamualaikum liaa…” lalu dengan segera lia keluar dari rumah untuk membukakan pintu dari tamu yang tak diundang pada malam hari ini.
            “waalaikumsalam, eh ozi? Ada apa?” fauzi teman ahmad saat itu tiba-tiba berkunjung ke rumah lia.
            “eh li, sibuk gak? Bisa keluar sebentar gak?’ ajak fauzi.
            “eh gak kok, emang ada apa?” jawab lia singkat padat dan jelas. Lalu lia mengikut fauzi keluar dari halaman rumah lia. Tiba-tiba dia melihat sesorang sedang berdiri menghadap belakang, dan lia hanya bisa melihat pundak orang itu dari kejauhan, lalu saat telah mendekat, orang tersebut pun berbalik badan.
            “ahmad?!” lia terkejut bukan main, tidak tahu haruskah senang atau sedih atau bangga atau apa.
            “hai li, apa kabar? Aku harap kamu baik-baik saja” lagi-lagi senyuman manis itu keluar dari wajah tampan seorang ahmad.
            “Alhamdulillah aku baik, kamu gimana? Udah pulang dari pesantren?” Tanya lia canggung seperti baru pertama kali mengenal ahmad.
            “aku juga Alhamdulillah baik. Siapa cowonya sekarang li?” Tanya ahmad langsung pada pokok permasalahan. Lia yang saat ini sudah memiliki kekasih akhirnya dia memutuskan untuk berbohong dengan ahmad.
            “eh belum mad, kenapa emang?” jawab lia agak gugup karena dia telah membohongi perasaannya sendiri. Dia berpacaran dengan ami tapi seluruh hatinya masih condong ke ahmad. Maka dari itu dia memutuskan untuk membohongi ahmad. Akhirnya percakapan di malam yang cuacanya tak mendukung seakan mengubah cuaca menjadi lebih baik saat itu. Setelah mereka selesai melepaskan rindu walau sebenarnya lia masih sangat rindu dengan ahmad tapi dia berusaha untuk menahan hal itu.
            “yaudah li, udah malem, aku pamit pulang ya?”
            “eh iya mad, hati-hati ya..”
            “assalamualaikum li..”
            “waalaikumsalam mad..” saat ahmad meninggalkan lia dan hendak untuk menaiki motor lalu beranjak untuk pergi, tiba-tiba ahmad turun lagi dari motor dan menghampiri lia lalu mengatakan sebuah kalimat yang hingga setik ini dan selamanya akan terus terngiang di hati dan pikiran lia.
            “aku sayang sama kamu karena Allah li” lalu senyum itu kembali mengembang di wajah ahmad. Lalu ahmad pun kembali menaiki motornya dan beranjak untuk pergi. Lia masih saja mematung, lalu ia langsung berlari dari tempat dan menuju kamar lalu lia meluapkan semua perasaannya di kamar dengan sebuah diary.
            ***
            Suatu ketika lia membawa diary kesayangannya itu di dalam tas, lia sekarang tengah duduk dibangku SMA kelas 3, dan saat pulang sekolah tiba-tiba buku diary lia terjatuh dan diambil oleh ami. Tak sengaja ami membuka diary lia dan membaca smua isi diary lia. Ami sangat terpukul hatinya saat melihat tulisan diary lia yang menceritakan tentang ahmad, cinta pertamanya. Lalu iapun menghampiri lia.
            “kalau kamu ketemu-ketemu lagi sama ahmad, aku akan berbuat sesuatu sama kamu.” Ketas diary lia di robek-robek oleh ami lalu dibakar oleh ami. Hati lia sangat sedih, amimemang sangat menyayangi lia, tapi lia benar-benar sayangnya hanya untuk ahmad. Sebenarnya lia mengharapkan kata-kata “kalau kamu masi ketemu sama dia, kita putus!” tapi ternyata kata-kata itu tak keluar dari mulut ami.
            ***
            Hari ini masjid mustofa akan mengadakan mauled nabi, lalu lia berencana untuk mengunjungi rumah ahmad untuk mengundang dirinya untuk datang ke acara mauled malam hari nanti.
            “syah, tolong copiin satu surat undangan lagi ya untuk ahmad”
            “lho li? Bukannya ahmad lagi di pesantren ya?”
            “gak kok, pasti dia udah pulang dan sekarang lagi di rumah. Aku yakin itu.”
            “kenapa kamu yakin banget?”
            “udahlah kamu buatin aja ya, nanti anterin aku buat pergi kesana..” setelah aisyah membuat surat undngan, mereka pun pergi berkunjung ke rumah ahmad.
            “assalamualikum..” sambil mengetuk pintu rumah ahmad, lia mengucapkan salam berharap ahmad akan membukakan pintu untuknya.
            “waalaikumsalam.. eh ada apa ya neng?” ternyata yang membukakan pintu untuk lia adalah uminya ahmad.
            “eh ini bu, ada undangan untuk ahmad pergi ke mauled nabi mala mini, ahmadnya ada kan bu?” Tanya lia tanpa basa-basi.
            “oh yaudah sebentar ya umi panggilin ahmadnya dulu..” lalu uminya pun memanggil ahmad ternyata ahmad sedang tidak ada di rumah, memang benar dia baru saja pulang dari pesantren tapi dia ternyata sedang pergi dengan kakaknya. Dengan hati sedih akhirnya lia pun pulang dan menitipkan surat undangan ke uminya ahmad.
            ***
            5 tahun telah berlalu, tapi hingga saat ini ahmad belum juga menemui dia untuk melangsungkan janjinya ke lia 6 tahun silam. Ami telah berpisah dengan lia 3 tahun yang lalu setelah 2 tahun berpacaran karena lia sudah tidak kuat dengan sifat ami yang sangat protektif, yang tadinya lia menahan-nahan untuk tidak mengatakan putus akhirnya dia tidak bisa menahan hal itu dan lia pun memutuskan ami, memang ami saat itu tidak bisa menerima hingga akhirnya dia pun menerima seiring berjalannya waktu.
            Saat lia sedang merenung di rumah tiba-tiba ada bunyi petasan dan marawis yang arah suaranya tak jauh dari rumah lia, lalu lia pun keluar dari rumah dan melihat banyak segemrombolan orang dengan berbagai bawaan seperti ada pelamaran, siapa yang ingin dilamar ya? Batin lia.. tapi kenapa arah rombongan tersebut menuju rumah lia, lalu berhenti tepat di depan rumah lia, lalu seorang laki-laki keluar dari barisan dan berteriak, “assalamualikum liaaaaaa……. Maukah kamu menikah denganku?”
            lalu lia mengucek-ucek matanya dan melihat dengan jelas bahwa lelaki itu adalah ahmad, ya ahmad! Ya Allah lia senang bukan main, lalu lia pun berlari dan keluar dari rumah bersama-sama dengan uminya. Dan berlari ke hadapan ahmad. Rasanya lia ingin memeluk, tapi apa daya mereka belum halal. Lalu liapun mengangguk semangat menjawab khitbahan di Ahmad.
            “Alhamdulillah…….!!!!!!!” Semua orang yang menyaksikan bertepuk tangan dan mengucapkan syukur kepada Sang Pemilik Hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar