Entah ini namanya apa, yang jelas setiap saya mendapatkan tugas kelompok
atau tugas yang harus dikerjakan secara bersama-sama, pastilah saya merasa
kurang nyaman dan lebih dari lima puluh persen saya merasa bahwa pekerjaan yang
dikerjakan secara bersama-sama ataupun pekerjaan yang dilakukan secara kelompok
tidak bersifat adil atau ada yang mengerjakan tidak sesuai dengan porsinya. Istilah
kerennya sih ada yang menjabat sebagai free rider. Memang pastilah ada di suatu
kelompok bekerja atau kelompok belajar yang menjadi free rider. Namun tak
pernah sedikitpun terlintas dibenak saya untuk menjadi free rider—pada sebelum
itu.
Mungkin salah satu kekurangan
saya yang membuat bekerja kelompok terasa tidak nyaman (wabil khusus untuk
teman-teman yang tidak mengenal siapa ‘saya’) adalah saya selalu ingin selesai
lebih dulu dan tidak ingin menunda-nunda pekerjaan atau menumpukkan pekerjaan. Hal
tersebut mungkin membuat teman-teman satu kelompok saya merasa tidak nyaman dan
tidak mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan deadline yang telah saya
tentukan. Namun kembali lagi, sebenarnya saya melakukan hal tersebut hanya
karena tidak ingin menambah beban teman-teman sekalian untuk memikirkan tugas
tersebut dan jika tugas tersebut telah selesai maka tidak akan ada beban lagi,
walaupun tugas tersebut dikumpulkan masih jauh-jauh hari. Karena (jujur saja)
tugas saya atau amanah saya yang lain masih ada di waiting list dan harus
segera diselesaikan.
Tetapi sesekali saya pernah
mencoba untuk tidak memberikan deadline dan saya pernah berpikir untuk menjadi
seorang free rider lalu menerapkan jabatan free rider itu untuk mengerjakan tugas
kelompok, tetapi giliran saya telah menjabat sebagai free rider, teman-teman
sekelompok sayapun menanyakan apa yang harus mereka kerjakan untuk
menyelesaikan tugas tersebut kepada saya. Hal itu membuat saya kembali
memikirkan pembagian tugas dan jabatan free riderpun dicopot seketika mengingat
bahwa tugas saya sebagai mahasiswa adalah (juga) memiliki kualitas dalam bidang
akademik.
Renungan seketika hinggap dipikiran
saya karena suatu hal, yakni hal yang meluapkan perasaan mengapa saya tidak
bisa menjadi free rider sedangkan yang lain bisa melakukan itu tanpa memikirkan
tanggung jawab mereka. Semangat memang dibutuhkan dalam mengerjakan tugas
berkelompok, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah action nyata dan tidak
hanya sekedar ucapan. Berkali-kali saya menginstruksikan dan jika telah saya
lakukan berkali-kali itu berarti tugas tersebut telah dekat dengan deadline,
padahal jika mereka—teman sekelompok saya mengerjakan tugas sesuai dengan
deadline, maka sayapun tidak akan ‘bawel’ meminta, memohon ataupun mengemis
kepada mereka untuk mengumpulkan tugas mereka maupun mengerjakan tugas mereka.
Sifat ini mungkin menjadi salah
satu kekurangan saya yakni mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru (silahkan
baca karakteristik orang sanguinis-koleris apabila ingin mengetahui kekurangan
saya seperti apa) dan ingin selesai lebih awal (lagi-lagi karena masih ada
amanah di tempat lain) sehingga hal tersebut membuat semua teman-teman
sekelompok saya tidak nyaman karena kebiasaan mereka tidak seperti saya yang ‘terburu-buru’
dan tidak bisa menyesuaikan kinerja saya yang bersifat mendeadline. memang
benar apa kata salah satu guru saya sewaktu saya duduk dibangku SMK, bahwa kita
tidak bisa membuat SEMUA ORANG menyetujui apa yang kita lakukan, tetapi
setidaknya kita masih bisa membuat BANYAK ORANG menyetujui apa yang kita
lakukan.
Mungkin salah saya juga yang
terlalu berfokus pada ketidaksetujuan teman-teman dengan kinerja saya yang
lebih-lebih dari pada deadline, sedangkan saya tidak berfokus pada teman-teman
saya yang setuju dengan sifat saya yang seperti itu (yang menanyakan apa yang
harus mereka kerjakan dalam tugas tersebut). melaui tulisan ini, sebenarnya
tujuan saya adalah untuk meminta maaf kepada setiap rekan yang pernah menjadi
rekan saya dalam mengerjakan tugas kelompok karena sifat jelek saya yang
mendeadlinekan segala sesuatu tidak pada tempatnya. Saya benar-benar minta maaf
dan berharap semua yang pernah menjadi satu tim dengan saya bisa membuka pintu
maaf yang selebar-lebarnya untuk saya.
Tetapi pesan saya diakhir
tulisan ini adalah: Maaf sebesar-besarnya dan tolong hargai teman kalian yang
memiliki kepentingan diluar kepentingan sekelompok dan tolong berinisiatif tinggi
dalam menanyakan tugas kelompok. Sekali lagi, semangat membara tak ada gunanya
jika tidak ada action yang nyata!!! (ditulis dalam keadaan berderai air mata,
kesal dan kecewa karena teman sekelompok bisnis saya tidak ada yang menunjukkan
aksi nyatanya dan tidak ada yang berusaha untuk menjemput bola!. Hmm tanggal
berapa ya sekarang?) 14/12/13