Mengenai Saya

Foto saya
Ketika sebuah kalimat yang keluar dari mulut tak bisa didengarkan oleh orang lain. Maka Menulislah, disitu Anda akan dikenang sepanjang usia Anda, karena mungkin kata-kata yang keluar dari mulut tak bisa mengubah seseorang, tetapi tulisan yang dibaca berulang bisa menjadi pengaruh untuk seseorang. Maka Menulislah!

Selasa, 05 Juni 2012

Pembuangan Cut Nyak Dhien di kota ‘Tahu’


Sejak suaminya yang kedua yakni teuku Umar gugur di medan perang, kini cut nyak dhien meneruskan perlawanan suami dan ayahandanya terhadap Belanda. Setiap perang tak ayal membuat  cut nyak dhien terluka, tetapi dia tak pernah mau menyerah dari serangan Kaphe Ulanda. Dia akan terus mempertahankan hak dirinya dan masyarakat meski taruhannya nyawa sekalipun.
            Setiap pertikaian dan perlawanan pun diikuti oleh cut Nyak Dhien, hingga tak terasa umurnya sudah semakin bertambah dan penyakit tua pun kadang suka menghampiri cut nyak dhien. Saat dirinya tengah beristirahat di pondok—tempat dimana dia sering menuntut ilmu agama dengan ayahnya semasa dia kecil, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah luar yang membuat degup jantung Cut Nyak Dhien menjadi berdetak tak karuan. Diapun segera mempersiapkan diri untuk melakukan perlawan.
            “ibu.. lebih baik ibu berada disini saja. Istirahatlah. Agar bisa pulih kembali dan bisa membantu kami kelak dalam melakukan perlawan terhadap Belanda” kata sang anak laki-laki—anak pertama dari hasil hubungan pernikahannya dengan teuku cek ibrahim yang berkata tulus pada ibunya itu.
            “tidak nak, ibu harus turun ke medan perang, lihatlah! Uhuk uhuk.. Mereka sudah membuat ayahmu dan kakekmu meninggalkan kita nak. Ibu harus membalaskan semua apa yang telah dilakukan oleh belanda terhadap keluarga kita. Balasan yang setimpal memang berasal dari Allah,  uhuk uhuk… tapi ibu ingin sekali membuat.. belanda jera akan perbuatan..nya itu dan tidak melakukan perlawanan kembali kepada masyarakat kita. Sudahlah kamu tidak usah khawatirkan ibu.” Kata cut nyak dhien seraya diselingin dengan batuk-batuk.
            “kalau begitu baiklah, kalau memang itu permintaan ibu, aku tidak bisa melarang. Semoga ibu bisa melakukan yang terbaik nanti di medan perang.” Kata cut gambang—anak dari hasil pernikahan dirinya dengan teuku umar.
            Akhirnya mereka semuapun turun ke medan perang. Cut gambang yang tengah sibuk memanah dengan pandangannya yang focus, akhirnya salah satu dari pasukan belanda terjatuh karena terkena panahan dari cut gambang. Begitu pula dengan teuku Ibrahim—saudara laki-laki cut gambang, berhasil melemparkan tombak dan mengenai salah satu dari pasukan belanda yang jahanam.
            Saat cut nyak dhien akan memanah, karena matanya yang telah terkena penyakit tua yakni rabun dekat, panahanpun melesat dan akhirnya cut nyak dhien tertangkap oleh pasukan belanda.
            “lepaskan aku!!! Kaphe ulanda!! JANGAN SENTUH AKU!!!” cut nyak dhien terus berontak, tetapi karena memang cut nyak dhien telah menuju masa tua, dan yang menangkap dirinya adalah pasukan belanda yang masih segar bugar. Maka rontakan cut nyak dhien pun tak dihiraukan oleh pasukan belanda itu.
            “lepaskan ibuku!! Jangan kau sentuh dia hai belanda kafir!!!” suara yang berasal dari arah belakang pasukan belanda itu dan cut gambang bersiap-siap untuk memanah ke arah pasukan belanda, tiba-tiba tangannya cut gambang ditarik oleh seseorang, yang membuat kedua tangan cut gambang berada di belakang tubuhnya dan panahan itupun jatuh ke tanah. Ternyata orang itu juga salah satu pasukan belanda..
            “kalian orang, ikut kami!!” salah satu dari pasukan belanda yang berhasil menangkap cut gambangpun memerintahkan dirinya untuk mengikuti langkah pasukan belanda itu. Keduanya—cut nyak dhien dan cut gambang terus merontak-rontak. Tetapi hasilnya nihil!
***
            Untuk sementara mereka dipenjarakan di ruang bawah tanah yang pengap dan jarang ada udara yang memasuki ruangan tersebut. Saat mereka sadar bahwa mereka telah berada di dalam penjara belanda, merekapun menyusun rencana bagaimana caranya mereka keluar dari ruang bawah tanah ini.
            “ibu.. bu bangun bu…!! Ibu banguunn!!” cut gambang yang tersadar dari biusan yang diberikan dirinya oleh orang belanda itu membangun-bangunkan ibunya yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri.
            “iya nak.. maafkan ibu ya tak bisa melindungimu dari orang belanda yang jahat itu” suara ibunya terdengar sangat lemah sekali dan terbangun karena badannya yang terus digoyangkan oleh anaknya itu.
            “iya bu tidak apa-apa. Ibu bagaimana? Masih pusingkah? Maafkan gambang bu.. seharusnya gambang yang melindungi ibu” gambangpun menangis dalam pangkuan ibunya itulemah sekali dan terbangun karena badannya yang terus digoyangkan oleh anaknya itu.
            “iya bu tidak apa-apa. Ibu bagaimana? Masih pusingkah? Maafkan gambang bu.. seharusnya gambang yang melindungi ibu” gambangpun menangis dalam pangkuan ibunya. Dipun mencari cvara bagaimana carnya agar dia bisa keluar dari tempat busuk ini.
            “ibu.. mmm gambang punya cara bagaimana supaya kita bisa keluar dari tempat jahanam ini.” Wajah bengis dari cut gambangpun Nampak terlihat.
            “memangnya kamu mau berbuat apa nak?”
            “aku akan menyusun rencana bagaimana caranya agar kita bisa keluar bu.. ibu tenang saja ya”
***
            Hari ini cut gambang memiliki rencana besar yaitu jika pasukan belanda mendatangi dirinya yang tengah berada di penjara untuk sekedar memberi minum, dia akan berpura-pura lemas, dan disaat pasukan belanda itu lengah dari penjagaan, dia sendiri yang akan menjebloskan pasukan itu ke dalam penjara dan dirinya dan ibundanyapun bisa pergi dari penjara yang memuakkan itu.
            Benar saja, disaat pasukan belanda itu tengah lengah dari penjagaan, cut gambangpun melakukan aksinya yang telah ia susun secara matang-matang.
            “dasar kau biadab!!” dengan lantang ia mendorong salah satu pasukan belanda itu ke dalam penjara, dan cut gambangpun berhasil melarikan diri. Tetapi saat ibunya hendak mengikuti langkah cut gambang, tiba-tiba cut nyak dhien tersandung langkahnya dan terjatuh, lalu diapun tertangkap kembali oleh salah satu pasukan yang sempat anaknya jembloskan ke penjara itu.
            “pergilah anakku! Biarkan ibumu disini!! Cepaatttt!!!”
            “tidak bu, pegang tanganku bu ayo..!” sambil mengulurkan tangan kea rah ibundanya, tetapi ternyata tidak berhasil. Satu pukulan mengenai wajah ibundanya, hati cut gambang pedih melihatnya. Akhirnya dia memutuskan untuk segera lari sebelum pasukan belanda yang lain mengetahui perihal kepergiannya. Dia keluar dari penjara itu sekaligus menyusun rencana dengan saudara laki-lakinya tentang bagaimana cara mengeluarkan ibundanya dari penjara Kaphe Ulanda.
            Dengan nafas tersengal-sengal, cut gambang terus berlari menyusui jalan setapak. Jalan yang dipenuhi dengan pepohonan, dia terus berlari tanpa tujuan agar tidak dapat dijangkau pandangan oleh pasukan belanda.
            Cut gambang sangat sedih mengingat kejadian yang telah dialami ibundanya sebelum dia tinggalkan pergi, rasa bersalah didalam hati cut gambangpun berkembang dan membuat air mata meluap. Sepanjang perjalanan dia menangisi kebodohannya yakni meninggalkan ibundanya sendiri di penjara yang menyiksakan itu.
            ***
            Ternyata ada rencana lain dibalik kejahatan pasukan belanda memenjarakan cut nyak dhien, yakni dia akan membuang cut nyak dhien ke kota Sumedang. Kota yang benar-benar asing bagi cut nyak dhien, bagaimana tidak? Cut nyak dhien terbiasa dengan lingkungannya di aceh dengan bahasa yang tak sama dengan di sumedang.
            Setelah pembuangan itu sukses dilakukan oleh pasukan belanda, cut nyak dhien pun tinggal di sebuah gubuk milik pemuka desa. Dia menceritakan semua yang telah terjadi pada dirinya. Dia disana diperlakukan sangat baik sekali, tapi dia benar-benar kurang memahami dengan apa yang dibicarakan oleh orang-orang di desa itu.

            Setiap harinya cut nyak dhien yang telah lanjut usia itu membantu pekerjaan rumah dan akhirnya dia memutuskan untuk mengajar mengaji untuk anak-anak sekitar agar dia bisa bersosialisasi dengan penduduk yang ada di desa tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar