Sejak suaminya yang kedua yakni teuku Umar gugur di
medan perang, kini cut nyak dhien meneruskan perlawanan suami dan ayahandanya
terhadap Belanda. Setiap perang tak ayal membuat cut nyak dhien terluka, tetapi dia tak pernah
mau menyerah dari serangan Kaphe Ulanda.
Dia akan terus mempertahankan hak dirinya dan masyarakat meski taruhannya nyawa
sekalipun.
Setiap
pertikaian dan perlawanan pun diikuti oleh cut Nyak Dhien, hingga tak terasa
umurnya sudah semakin bertambah dan penyakit tua pun kadang suka menghampiri
cut nyak dhien. Saat dirinya tengah beristirahat di pondok—tempat dimana dia
sering menuntut ilmu agama dengan ayahnya semasa dia kecil, tiba-tiba terdengar
suara tembakan dari arah luar yang membuat degup jantung Cut Nyak Dhien menjadi
berdetak tak karuan. Diapun segera mempersiapkan diri untuk melakukan perlawan.
“ibu..
lebih baik ibu berada disini saja. Istirahatlah. Agar bisa pulih kembali dan
bisa membantu kami kelak dalam melakukan perlawan terhadap Belanda” kata sang
anak laki-laki—anak pertama dari hasil hubungan pernikahannya dengan teuku cek
ibrahim yang berkata tulus pada ibunya itu.
“tidak
nak, ibu harus turun ke medan perang, lihatlah! Uhuk uhuk.. Mereka sudah membuat ayahmu dan kakekmu meninggalkan
kita nak. Ibu harus membalaskan semua apa yang telah dilakukan oleh belanda
terhadap keluarga kita. Balasan yang setimpal memang berasal dari Allah, uhuk
uhuk… tapi ibu ingin sekali membuat.. belanda jera akan perbuatan..nya itu
dan tidak melakukan perlawanan kembali kepada masyarakat kita. Sudahlah kamu
tidak usah khawatirkan ibu.” Kata cut nyak dhien seraya diselingin dengan
batuk-batuk.
“kalau
begitu baiklah, kalau memang itu permintaan ibu, aku tidak bisa melarang.
Semoga ibu bisa melakukan yang terbaik nanti di medan perang.” Kata cut
gambang—anak dari hasil pernikahan dirinya dengan teuku umar.
Akhirnya
mereka semuapun turun ke medan perang. Cut gambang yang tengah sibuk memanah
dengan pandangannya yang focus, akhirnya salah satu dari pasukan belanda
terjatuh karena terkena panahan dari cut gambang. Begitu pula dengan teuku
Ibrahim—saudara laki-laki cut gambang, berhasil melemparkan tombak dan mengenai
salah satu dari pasukan belanda yang jahanam.
Saat
cut nyak dhien akan memanah, karena matanya yang telah terkena penyakit tua
yakni rabun dekat, panahanpun melesat dan akhirnya cut nyak dhien tertangkap
oleh pasukan belanda.
“lepaskan
aku!!! Kaphe ulanda!! JANGAN SENTUH
AKU!!!” cut nyak dhien terus berontak, tetapi karena memang cut nyak dhien
telah menuju masa tua, dan yang menangkap dirinya adalah pasukan belanda yang
masih segar bugar. Maka rontakan cut nyak dhien pun tak dihiraukan oleh pasukan
belanda itu.
“lepaskan
ibuku!! Jangan kau sentuh dia hai belanda kafir!!!” suara yang berasal dari
arah belakang pasukan belanda itu dan cut gambang bersiap-siap untuk memanah ke
arah pasukan belanda, tiba-tiba tangannya cut gambang ditarik oleh seseorang,
yang membuat kedua tangan cut gambang berada di belakang tubuhnya dan panahan
itupun jatuh ke tanah. Ternyata orang itu juga salah satu pasukan belanda..
“kalian
orang, ikut kami!!” salah satu dari pasukan belanda yang berhasil menangkap cut
gambangpun memerintahkan dirinya untuk mengikuti langkah pasukan belanda itu.
Keduanya—cut nyak dhien dan cut gambang terus merontak-rontak. Tetapi hasilnya
nihil!
***
Untuk
sementara mereka dipenjarakan di ruang bawah tanah yang pengap dan jarang ada
udara yang memasuki ruangan tersebut. Saat mereka sadar bahwa mereka telah
berada di dalam penjara belanda, merekapun menyusun rencana bagaimana caranya
mereka keluar dari ruang bawah tanah ini.
“ibu..
bu bangun bu…!! Ibu banguunn!!” cut gambang yang tersadar dari biusan yang
diberikan dirinya oleh orang belanda itu membangun-bangunkan ibunya yang masih
dalam keadaan tak sadarkan diri.
“iya
nak.. maafkan ibu ya tak bisa melindungimu dari orang belanda yang jahat itu”
suara ibunya terdengar sangat lemah sekali dan terbangun karena badannya yang
terus digoyangkan oleh anaknya itu.
“iya
bu tidak apa-apa. Ibu bagaimana? Masih pusingkah? Maafkan gambang bu..
seharusnya gambang yang melindungi ibu” gambangpun menangis dalam pangkuan
ibunya itulemah sekali dan terbangun karena badannya yang terus digoyangkan
oleh anaknya itu.
“iya
bu tidak apa-apa. Ibu bagaimana? Masih pusingkah? Maafkan gambang bu..
seharusnya gambang yang melindungi ibu” gambangpun menangis dalam pangkuan
ibunya. Dipun mencari cvara bagaimana carnya agar dia bisa keluar dari tempat
busuk ini.
“ibu..
mmm gambang punya cara bagaimana supaya kita bisa keluar dari tempat jahanam
ini.” Wajah bengis dari cut gambangpun Nampak terlihat.
“memangnya
kamu mau berbuat apa nak?”
“aku
akan menyusun rencana bagaimana caranya agar kita bisa keluar bu.. ibu tenang
saja ya”
***
Hari
ini cut gambang memiliki rencana besar yaitu jika pasukan belanda mendatangi
dirinya yang tengah berada di penjara untuk sekedar memberi minum, dia akan
berpura-pura lemas, dan disaat pasukan belanda itu lengah dari penjagaan, dia
sendiri yang akan menjebloskan pasukan itu ke dalam penjara dan dirinya dan
ibundanyapun bisa pergi dari penjara yang memuakkan itu.
Benar
saja, disaat pasukan belanda itu tengah lengah dari penjagaan, cut gambangpun
melakukan aksinya yang telah ia susun secara matang-matang.
“dasar
kau biadab!!” dengan lantang ia mendorong salah satu pasukan belanda itu ke
dalam penjara, dan cut gambangpun berhasil melarikan diri. Tetapi saat ibunya
hendak mengikuti langkah cut gambang, tiba-tiba cut nyak dhien tersandung
langkahnya dan terjatuh, lalu diapun tertangkap kembali oleh salah satu pasukan
yang sempat anaknya jembloskan ke penjara itu.
“pergilah
anakku! Biarkan ibumu disini!! Cepaatttt!!!”
“tidak
bu, pegang tanganku bu ayo..!” sambil mengulurkan tangan kea rah ibundanya,
tetapi ternyata tidak berhasil. Satu pukulan mengenai wajah ibundanya, hati cut
gambang pedih melihatnya. Akhirnya dia memutuskan untuk segera lari sebelum
pasukan belanda yang lain mengetahui perihal kepergiannya. Dia keluar dari
penjara itu sekaligus menyusun rencana dengan saudara laki-lakinya tentang
bagaimana cara mengeluarkan ibundanya dari penjara Kaphe Ulanda.
Dengan
nafas tersengal-sengal, cut gambang terus berlari menyusui jalan setapak. Jalan
yang dipenuhi dengan pepohonan, dia terus berlari tanpa tujuan agar tidak dapat
dijangkau pandangan oleh pasukan belanda.
Cut
gambang sangat sedih mengingat kejadian yang telah dialami ibundanya sebelum
dia tinggalkan pergi, rasa bersalah didalam hati cut gambangpun berkembang dan
membuat air mata meluap. Sepanjang perjalanan dia menangisi kebodohannya yakni
meninggalkan ibundanya sendiri di penjara yang menyiksakan itu.
***
Ternyata
ada rencana lain dibalik kejahatan pasukan belanda memenjarakan cut nyak dhien,
yakni dia akan membuang cut nyak dhien ke kota Sumedang. Kota yang benar-benar
asing bagi cut nyak dhien, bagaimana tidak? Cut nyak dhien terbiasa dengan
lingkungannya di aceh dengan bahasa yang tak sama dengan di sumedang.
Setelah
pembuangan itu sukses dilakukan oleh pasukan belanda, cut nyak dhien pun
tinggal di sebuah gubuk milik pemuka desa. Dia menceritakan semua yang telah
terjadi pada dirinya. Dia disana diperlakukan sangat baik sekali, tapi dia
benar-benar kurang memahami dengan apa yang dibicarakan oleh orang-orang di
desa itu.
Setiap
harinya cut nyak dhien yang telah lanjut usia itu membantu pekerjaan rumah dan
akhirnya dia memutuskan untuk mengajar mengaji untuk anak-anak sekitar agar dia
bisa bersosialisasi dengan penduduk yang ada di desa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar