“jaga
sisi kanan daf.. ayo ayo SMA Pertiwi” teriak coach memecahkan lamunan Dafia,
sang bintang basket SMA Pertiwi. Priiit priiit priiiitttt!!!!!! Tak terasa peluit
pun bernyanyi menandakan bahwa pertandingan basket kali itu telah berakhir.
“kamu
kenapa si daf? Main kamu hari ini gak bagus banget! Lagi ada masalah? Tim kita
kalah gara-gara main kamu yang gak becus gitu! Gak bisa diandalkan jadi kapten
basket! Profesional dong!” ocehan coach terus mengalir dari mulutnya dan Dafia
tidak bisa berkata apa-apa karena memang saat itu dia mengakui kesalahan dia
dan itu sangat berdampak fatal terhadap tim basketnya.
“maaf
pak.. saya lagi kalut. Maaf kalo saya gak profesional dalam bermain basket
tadi. Maaf pak.. sepertinya saya memang sudah tidak layak untuk menjadi kapten
dari tim basket Pertiwi. Kalo bapak ingin mengambil tindakan untuk tidak
menjadikan saya kapten tim ini saya bersedia pak” dafiya pun langsung meninggalkan
lapangan diikuti langkah kaki seribu.
“daf,
tadi dicariin sama pacar lo tuh! Gue tadi ketemu dia di lapangan parkir” darra
berlari mengikuti gerakan kaki dafiya yang sangat cepat.
“iya
dar, thanks ya..” dafiya pun langsung menghampiri Kelvin yang memang sedang
menunggu dia di lapangan parkir. Dan tanpa panjang lebar Dafiya pun menjelaskan
isi hatinya untuk memutuskan hubungan dengan Kelvin. Dan kelvin tampak tidak
menerima keputusan yang diambil Dafiya karena Dafiya tidak menjelaskan kenapa
dia tiba-tiba memutuskan hubungan dengannya.
***
Sesampainya
di rumah, setelah mengucapkan salam Dafiya pun langsung masuk ke kamar tanpa
menemui ibunya yang tengah sibuk dengan berbagai jenis sayuran di tangannya
karena sedang menyiapkan makan malam. Setelah di kamar, dafiya membuka lemari
dan mencari rok-rok pendek yang baru saja dia beli minggu lalu bersama ibunya. Dafiya
memang berniat untuk menjadi perempuan seutuhnya tanpa harus menjadi perempuan
yang berjiwa laki-laki. Rok pendeknya sangat bagus dan itu yang membuat Dafiya
membeli banyak rok saat belanja dengan ibunya.
“heh! Pakai nih
jilbab!”
“iya pakai nih..” semua
orang nampak melempari kain-kain panjang berupa jilbab untuk ku kenakan. Dafiya
hanya bisa mengeleng-geleng kepala. Dafiya sesak dengan berbagai tumpukan kain
yang sangat banyak.
“astagfirullah..
Cuma mimpi. Takwilnya apa ya? ya Allah udah jam setengah 6! Aku belum sholat
ashar.” Dafiyapun segera mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat ashar.
Setelah itu, dafiya menghampiri ibunya yang baru saja selesai masak untuk makan
malam.
“ibu
kok gak bangunin aku buat sholat ashar sih?”
“kamu
dari tadi udah ibu bangunin tapi malah asik tidur!” saat sedang asik mengobrol
dengan ibunya, Dafiya pun menceritakan apa yang terjadi di mimpinya tadi sore.
“lah?
Mana ibu tau toh naakk.. ibu kan bukan penerjemah mimpi. Udah khusnudzon aja,
itu Cuma bunga tidur aja kok. Udah yah jangan dipikirin. Mending bantuin ibu
nih nyiapin lauk buat makan nanti malem, ayoo cepet dikit lagi mau maghrib nih..”
akhirnya aku membantu ibuku dan mulai memikirkan apa maksud mimpiku tadi.
***
Saat
ingin pergi tidur, tiba-tiba terbesit di pikiran Dafiya untuk mencoba berbagai
jilbab yang biasa dia gunakan pada hari jumat. Koleksi jilbabnya cukup banyak
karena setiap jumat memang seragam muslimnya bebas. Saat mencoba dan berkaca
diri, ternyata memakai jilbab memang lebih baik dan lebih anggun.
Kriinggg
kriinngg kriinngg.. tiba-tiba ponsel dafiya berbunyi. Saat dafiya melihat layar
ponsel, ternyata yang menelpon adalah Kelvin, yang sudah dianggap dafiya adalah
mantan kekasihnya.
“halo
sayang.. tadi kamu becanda kan mutusin aku? Kamu kenapa sih? Tiba-tiba mutusin
aku gitu? Aku ada salah? Aku minta maaf deh.. tapi pliiiss jangan ninggalin
aku, aku gak bisa hidup tanpa kamu.” Memang sejujurnya Dafiya masih sayang
dengan Kelvin, tapi entah mengapa dia ingin menyendiri dan tak ingin memiliki
kekasih terlebih dahulu. Apalagi akhir-akhir ini dia mulai memikirkan untuk
mengenakan jilbab sejak kejadian itu..
***
Saat
dafiya pulang dari pertandingan basket melawan SMA Sukamaju, dia pulang ke
rumah dengan menggunakan kereta, dan saat itu dia melihat seorang perempuan
berjilbab tengah bergandengan tangan dengan kekasihnya mungkin. Mereka berjalan
sambil tertawa dan serasa dunia adalah miliknya berdua. Saat itu dafiya melihat
kejadian yang tidak seharusnya dipertontonkan di depan umum. Jadi saat itu
ponsel si perempuan direbut oleh si laki-laki, lalu si perempuan berusaha untuk
mengambil ponselnya tapi si laki-laki malahan mengajaknya becanda dan membuat
dafiya menjadi risih saat sedang menunggu kereta, akhirnya dafiyapun
menghampiri sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta itu.
“permisi
mas, udah menikah?” tanya dafiya dengan wajah yang sedikit menunjukkan
ketidaksukaan plus kelelahannya karena sehabis bertanding.
“eh..
ng.. belum mba. Kenapa ya?” jawab perempuan itu.
“tolong
ya mba, bukan bermaksud untuk mengusik kesenangan mba, tapi ini kan tempat
umum, banyak yang melihat. Dan mba menggunakan identitas muslim, yaitu jilbab.
Tolong jaga itu ya mba. Dan mas, bisa kan ponsel mba ini dikasih baik-baik?
Yasudah saya mau kesana dulu.. sekali lagi mohon maaf” sambil menunjukkan
senyum memaksa, dafiya pun pergi.
“mm
iya mba..” jawab mereka dengan wajah sedikit malu mungkin.
***
Huuuhh..
“kamu
akan tau sendiri kenapa aku akhirnya memutuskan hubungan kita. Yaudah aku
ngantuk mau tidur dulu. Udah ya vin, assalamualaikum” tanpa mendengarkan
jawaban salam balik dari kelvin, dafiyapun langsung mematikan ponselnya.
Akhirnya
saat dafiya ingin tertidur, dan ternyata dia tidak bisa. Sudah dipaksakan untuk
memeramkan matanya, tapi tak kunjung lelap juga. Akhirnya dafiya memutuskan
untuk sholat sunnah agar hatinya bisa tenang dan bisa diberikan petunjuk oleh
Sang Pemilik Hati.
Setelah
selelsai sholat, dafiya pun membuka kita suci al-qur’an dan membacanya. Saat
membuka kitab suci tersebut, ternyata tak disangka dafiya langsung menuju
qur’an surat an-nur ayat 31 yang berbunyi: “dan
katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)
kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke
dadanya..........” tanpa membaca ayat tersebut hingga tuntas, mata dafiya
pun mulai digenangi oleh segumpalan air mata yang hendak jatuh ke pipinya. Dia
menangis sejadi-jadinya diatas sajadah cinta-Nya.
“assalamualaikum
sayang..” tiba-tiba pintu kamar terbuka, mungkin ibunya dafiya mendengar suara
isak tangis anaknya dan menghampiri anaknya yang sedang menangis di atas
sajadahnya itu.
“wa’alaikumsalam,
masuk bu..” akhirnya dafiya pun meluapkan seluruh isi hatinya kepada sang ibu.
Ibunya masih dalam keadaan menenangkan anaknya, dan setelah dafiya sedikit
lebih tenang, mulailah ibunya memberikan wejangan-wejangan. Kata-kata terakhir
darinya adalah,
“mungkin
inilah petunjuk yang sudah Allah berikan untukmu nak, ikutilah kata hati
kecilmu. Insya Allah kamu tidak akan salah melangkah.” Ibunya kembali memeluk
buah hatinya.
***
Akhirnya
Dafiya pun memutuskan untuk menutup auratnya keesokan hari saat pergi ke
sekolah. Ya walaupun dia belum bisa meinggalkan hobinya bermain basket, tapi
keputusan dia sudah bulat untuk memutuskan hubungan dengan kelvin. Dan mulai
hari itu dia mendaftarkan diri untuk memasuki ekskul rohis di sekolah dan
memperdalam ilmu agamanya. Semoga bisa terus istiqomah dijalan yang di ridhoi
Allah.
Nama : Santika Febriany
Facebook : Santika Febriany
Blogger : santikafebriany01.blogspot.com
Amanah : kemarin doa, sekarang ikhtiar,
besok kenyataan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar