Mengenai Saya

Foto saya
Ketika sebuah kalimat yang keluar dari mulut tak bisa didengarkan oleh orang lain. Maka Menulislah, disitu Anda akan dikenang sepanjang usia Anda, karena mungkin kata-kata yang keluar dari mulut tak bisa mengubah seseorang, tetapi tulisan yang dibaca berulang bisa menjadi pengaruh untuk seseorang. Maka Menulislah!

Jumat, 16 November 2012

Cobalah Mengerti! (part 1)


“Tio..!! lo dicariin tuh sama Fikri, katanya dia, lo kemaren nantangin  dia buat main futsal sore ini, emang bener?” tanya Jefri –sahabat yang sejak kecil selalu bersama Tio –terengah-engah saat memberitahukan informasi kepada Tio karena berlari dengan kecepatan yang tak terduga itu.
“hah? Nantangin gimana maksud lo Jef?” alis mata Tio mengangkat sebelah dan menunjukkan mimik wajah tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu.
“aduuuhh gue gak tau deh, lagi lo ngada-ngada aja sih pake nantangin main futsal sama tuh orang sombong! Udah yuk, gue ke kelas dulu ya soalnya pelajaran IPA udah mau mulai nih..” tak sempat mendengar lebih jelas penjelasan dari Jefri, dia pun lenyap ditelah langkahnya. Tio masih berdiam diri dengan ketidak mengertian atas apa yang baru saja disampaikan oleh sahabatnya itu.
***
Siang itu terasa sangat terik karena matahari yang memang tak mengajak insan di muka bumi untuk bersahabat pada hari itu. Tio yang kali ini tengah berada di kelas Matematika, tidak konsentrasi atas apa yang telah disampaikan oleh guru Matematika –pelajaran yang selama ini menjadi bulan-bulanan kebencian dirinya.
“ya baik, sekarang tutup buku, kita akan melakukan ulangan mengenai integral yang baru saja ibu jelaskan di papan tulis, segera!” suara Bu Mira menggelegar bagaikan petir di siang hari bolong.
“yaaaaaahhhhhhhhhhhhh.................. bu! Kita belum ngerti bu!” celetuk salah satu murid laki-laki yang terkenal dengan kebengalannya itu.
“apaaa?!! Kamu bilang belum mengerti? Dari tadi ibu cuap-cuap panjang lebar, dan saat ibu bertanya apakah ada yang kurang jelas, dan kalian diam, kamu bilang sekarang tidak mengerti?! Pintar sekali kamu Ridho!! Baiklah, ibu beri waktu 10 menit lagi untuk kalian bertanya kepada saya apa yang belum kalian mengerti..” pandangan guru bermata empat itu menyapu seisi ruangan, dan nihil. Semua murid terdiam dan tak ada yang berani mengeluarkan suara sedikitpun.
“okeh! Ibu anggap kalian telah mengerti, sekarang kita ulangan..”
Murid-muridpun segera mengikuti perintah dari Bu Mira, tetapi Tio belum mengerti akan perintah guru yang dikenal dengan ke-killer-annya itu.
“Tio! Apa kamu tidak mendengarkan instruksi dari ibu! Kenapa masih terdiam? Seperti ayam yang mau dipotong!”
“ng...eh...mm..maaf bu, emang se..sekarang mau pada ke..mana bu?” Tio terlihat gugup dan bingung karena semua teman-temannya memasukkan buku pelajaran kedalam tas masing-masing.
“TIOOO!!! Apa yang kamu lamunkan sedari tadi sehingga kamu tidak mendengar perintah Ibu?!” Bu Mira tampak menaikkan alis, tangannya bertolak pinggang dan nafasnya memburu akibat ulah yang telah dilakukan oleh Tio.
“.....” Laki-laki berperawakan tinggi dan berkulit hitam manis itu masih diam terpaku dengan kejadian yang sedang dia alami. Tiopun menenggelamkan wajahnya kedalam angka-angka dibuku yang tengah dihadapannya.
“kamu sekarang keluar!!” perintah Bu Mira sambil menunjukkan arah pintu untuk Tio melangkahkan kakinya.
Tio pun pergi meninggalkan kelas dengan setengah berlari. Tiba-tiba dia mendengar suara orang yang kurang jelas di toilet laki-laki, dan Tio pun menghampiri dengan nafas tertahan sambil melangkahkan kakinya dengan sangat hati-hati. Tiba-tiba...
Praak!!
To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar