Mengenai Saya

Foto saya
Ketika sebuah kalimat yang keluar dari mulut tak bisa didengarkan oleh orang lain. Maka Menulislah, disitu Anda akan dikenang sepanjang usia Anda, karena mungkin kata-kata yang keluar dari mulut tak bisa mengubah seseorang, tetapi tulisan yang dibaca berulang bisa menjadi pengaruh untuk seseorang. Maka Menulislah!

Rabu, 10 April 2013

Keluhan Sang Pengonsumsi Jasa KRL Ekonomi



Berita mengenai dihapuskannya KRL Ekonomi membuat para pengguna jasa KRL Ekonomi Jabodetabekpun merasa risau. Hal yang dirisaukan oleh para pengguna jasa KRL Ekonomi adalah persoalan mengenai biaya penggunaan jasa KRL Commuter Line yang rasanya kurang mudah untuk dijangkau oleh karyawan atau masayarakat menengah kebawah yang memiliki penghasilan dibwah UMR (Upah Minimum Regional) jika penghapusan KRL Ekonomi tetap akan diberlakukan.
Semenjak pemerintah menyebarkan berita mengenai penghapusan KRL Ekonomi, tak sedikit masyarakat yang melakukan aksi demo untuk mencabut kebijakan tersebut. Tempo hari, di daerah Bekasi—masyarakat pengguna jasa KRL Ekonomi unjuk rasa dengan cara memenuhi jalur perkerta apian, sehingga membuat perjalan KRL pun tertunda selama beberapa jam.
Usul punya usul, pemerintah mengambil kebijakan penghapusan KRL Ekonomi dikarenakan untuk memaksimalkan pelayanan PT KAI terhadap konsumen agar konsumen lebih merasa aman dan nyaman dengan menggunakan jasa PT KAI. Disini saya akan sedikit menjelaskan tipe konsumen pengguna jasa PT KAI, pertama—mereka yang melakukan perjalanan jarak jauh, tidak mempermasalahkan biaya KRL Commuter Line yang terbilang cukup mahal, kedua—mereka yang melakukan perjalanan jarak dekat, mempermasalahkan biaya KRL Commuter Line, ketiga—mereka yang menggunakan perjalanan jarak jauh dan memiliki penghasilan kurang dari UMR, mempermasalahkan biaya KRL Commuter Line yang terbilang cukup mahal dan yang keempat—mereka yang memiliki penghasilan lebih diatas UMR, tidak terlalu mempermasalahkan biaya KRL Commuter Line yang terbilang cukup mahal. Mungkin masih banyak lagi tipe konsumen yang menggunakan jasa PT KAI.
Sepeninggal hal tersebut, akhirnya pemerintahpun mengambil kebijakan terbaru yakni penundaan penghapusan KRL Ekonomi. Kebijakan penghapusan KRL Ekonomi yang seharusnya berlaku mulai 1 April 2013, ditunda menjadi tanggal 1 Juni 2013. Tetapi hal tersebut tidak membuat pengguna jasa KRL Ekonomi bernapas lega, karena dengan penundaan yang dilakukan oleh pemerintah membuat jadwal keberangkatan perkereta apian menjadi tidak menentu.
Saya—salah satu pengonsumsi jasa KRL Ekonomi Cikini-Duren Kalibata, merasa semakin tidak puas akan layanan yang diberikan kepada PT KAI. Selain karena kebijakan akan dihapuskannya KRL Ekonomi, juga karena jadwal keberangkatan yang kini kian tak menentu. Beberapa hari terakhir setelah keputusan penundaan penghapusan KRL Ekonomi, jadwal keberangkatan KRL Ekonomipun tidak menentu, yang seharusnya bisa berangkat jam 6.10, malah tertunda menjadi jam 7.10.
Salah satu permasalahan mengapa saya menolak dihapuskannya KRL Ekonomi adalah karena saya termasuk pengguna jasa PT KAI untuk KRL Ekonomi di tipe kedua. Memang, yang saya dengar bahwa subsidi pemerintah untuk KRL Ekonomi akan dialokasikan ke KRL Commuter Line apabila KRL Ekonomi dihapuskan, tetapi tetap saja kurang bisa untuk dijangkau karena saya konsumen di tipe kedua ditambah dengan status mahasiswa yang terkadang masih menadah ke orang tua.
Terakhir dari tulisan ini saya ingin menyampaikan saran untuk PT KAI, disini ada dua saran. Yang pertama—jika KRL Ekonomi dihapuskan, maka kebijakan harga KRL Commuter Line harus memerhatikan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan pelayanan terus ditingkatkan. Kedua—jika KRL Ekonomi tidak dihapuskan, maka naikkan harga untuk KRL Ekonomi dan perbaiki kualitas. Terima kasih (santika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar