Mengenai Saya

Foto saya
Ketika sebuah kalimat yang keluar dari mulut tak bisa didengarkan oleh orang lain. Maka Menulislah, disitu Anda akan dikenang sepanjang usia Anda, karena mungkin kata-kata yang keluar dari mulut tak bisa mengubah seseorang, tetapi tulisan yang dibaca berulang bisa menjadi pengaruh untuk seseorang. Maka Menulislah!

Minggu, 03 Juni 2012

Virus ‘merah jambu’ ala Cut Nyak Dhien


Pagi itu langit tampak bersenandung, burung-burungpun tak ingin ketinggalan kegiatan dipagi hari yang cerah itu. Rasanya baru kemarin putri dari teuku nanta setia itu dilahirkan, tapi kini dia telah berumur 12 tahun. Ya, Hari ini umur cut nyak dhien genap 12 tahun. Dia sangat menikmati hari-hari di kediamannya, wilayah VI Mukim. Cut nyak dhien merupakan sosok wanita yang cantik, anggun, ramah dan rajin mengaji. Dia dididik oleh kedua orang tuanya untuk bisa menjadi pemuka agama. Karena kecantikannya itu, membuat teuku cek Ibrahim jatuh hati kepadanya.
            Pagi itu, cut nyak dhien sedang bersenandung riang di halaman rumahnya. Tiba-tiba dia melihat seorang lelaki tengah memperhatikannya dari semak-semak pohon.
            “heii.. siapakah gerangan yang berada dibalik pohon itu? Keluarlah!” cut nyak dhien tampak marah, Karena sebelumnya tak pernah ada lelaki yang memperhatikannya dengan cara seperti itu.
            “maaf putri, aku tak bermaksud seperti itu..” laki-laki itu keluar dari semak-semak seraya menundukkan kepalanya dan tak berani mendongakkan kepalanya.
            “ternyata kamu teuku cek Ibrahim. Ada apakah kamu memperhatikanku seperti itu? Apakah ada yang salah dengan diriku? Nampaknya kamu seringkali memperhatikanku dari balik semak” Tanya cut nyak dhien dengan raut wajah yang Nampak kebingungan. Sebenarnya sudah lama pertanyaan itu melayang-layang dipikirannya, tetapi baru kali ini dia sempat menanyakan hal itu kepada teuku.
            “maafkan saya putri…” lalu dengan segera, teuku cek pun mengambil langkah seribu tanpa memperhatikan reaksi cut nyak dhien. Cut nyak dhien tampak bingung, lalu iapun berniat akan menceritakan hal ini kepada ayahandanya.
***
            Ayahandanya nampaknya sedang menikmati suasana pagi hari dengan secangkir teh manis dan sebuah buku yang berada digengaman tangannya. Tapi karena cut nyak dhien ingin menceritakan kejadian tadi dengan segera kepada ayahandanya, lalu iapun nekat mengganggu ketenangan ayahandanya.
            “assalamualaikum ayahanda.. maaf adinda mengganggu ayahanda. Ada yang ingin adinda ceritakan kepada ayahanda mengenai sesuatu hal..”
            “silahkan nak, mari duduk disamping ayah. Ada apakah gerangan yang mengganggu pikiran putriku ini? Nampaknya kau sedang kebingungan. Ayolah cerita nak..” ayahnya yang Nampak bersedia mendengarkan cerita sang anakpun meletakkan bukunya disamping tepatnya diatas meja.
            “tadi adinda memergoki salah satu anak dari ajudan kita memperhatikanku dengan tak wajar ayah..” dengan wajah yang Nampak gugup, cut nyak dhienpun menceritakan hal itu.
            “maksudmu? Tak wajar bagaimana putriku?”
            “iya… Sudah beberapa kali aku memergoki teuku cek memperhatikanku dari balik semak… mmm adinda bingung ayah… ada apa ya sebenarnya? Apakah ada yang salah dari diriku?” Tanya cut nyak dhien seraya menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang memang Nampak kebingungannya.
            “mmm nampaknya ayah tahu..” senyum ayahnya mengembang, lalu meninggalkan putrinya yang Nampak kebingungan.
***
            Cut nyak dhien tampak tak mengerti, mengapa sang ayah dengan segera pergi meninggalkan dirinya yang sedang  menunggu jawaban mengenai pertanyaanya? Ternyata ayahnya pergi ke kediaman teuku lamnga, ayah dari teuku cek Ibrahim. Ayahnya—teuku nanta setia, sudah menduga bahwa teuku cek Ibrahim memang menyimpan hati pada putrinya—cut Nyak Dhien, karena sudah beberapa kali pula dia memergoki anaknya tengah diperhatikan oleh Teuku cek Ibrahim. Dia tak ingin ada fitnah diantara anaknya dengan teuku cek, maka dari itu ayahnya, sebagai tokoh yang disegani di masyarakat itu segera memutuskan untuk berkunjung ke kediaman teuku lamnga.
            Tok tok tok tok
            “assalamualaikum teuku lamnga… assalamualaikum…” tiba-tiba pintu rumah telah terbuka, ternyata yang membukakan pintu tersebut adalah teuku cek Ibrahim.
            “wa’alaikumsalam tuanku.. ada apakah gerangan tuanku berkunjung ke gubuk kami ini?” Tanya teuku cek seraya menundukkan pandangannya.
            “nak, ada ayahmu? Bapak ingin bicara dengan ayahmu…”
            “ada tuanku.. silahkan masuk…” lalu setelah dipersilahkan untuk masuk dan duduk di ruang tamu, teuku cekpun tanpa disuruh, segera membuatkan minuman dan menyediakan makanan ringan untuk tamu besar yang telah sudi berkunjung ke kediaman dirinya.
            Setelah membuatkan 2 cangkir minuman untuk ayahnya dan teuku nanta setia dan mempersilahkan keduanya untuk mencicipinya, teuku cekpun segera pergi dari ruang tamu. Ternyata teuku cek mendengarkan pembicaraan dari kedua orang terkemuka itu dari balik gorden yang menjadi pembatas ruang tamu dan ruang keluarga. Teuku nanta menceritakan maksud kedatangan dirinya ke teuku lamnga. Ternyata teuku nanta berniat untuk segera melangsungkan pernikahan putrinya dengan teuku cek Ibrahim karena teuku nanta telah mengetahui bahwa dirinya sering kali memperhatikan putrinya dari balik semak pohon.
            Jadi, teuku nanta setia sudah mengetahui bahwa diriku sering memperhatikan cut nyak dhien? Itu semua karena dirinya sering kali memergoki diriku memperhatikan cut nyak dhien? Aduuh bagaimana ini? Aku jadi tak enak hati terhadap cut nyak dhien dan tuanku—teuku nanta.. apa yang harus aku lakukan? Pikir teuku cek Ibrahim.
            “baiklah tuanku, kalau begitu saya akan segera menikahkan anak kita secepatnya” ucap teuku lamnga kepada teuku nanta setia.
***
            Pernikahanpun akan segera berlangsung, semuanya telah dipersiapkan. Cut nyak dhien yang memang salah satu anak yang menuruti apa yang ayahandanya perintahkan, menyetujui pernikahan dirinya dengan teuku cek Ibrahim. Soal cinta bisa ditumbukan setelah pernikahan dirinya dengan teuku cek berlangsung. Karena memang sebelumnya cut nyak dhien belum pernah merasakan cinta itu seperti apa.

~~bersambung ke Virus ‘merah jambu’ ala Cut Nyak Dhien part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar