Pagi itu langit
tampak bersenandung, burung-burungpun tak ingin ketinggalan kegiatan dipagi
hari yang cerah itu. Rasanya baru kemarin putri dari teuku nanta setia itu
dilahirkan, tapi kini dia telah berumur 12 tahun. Ya, Hari ini umur cut nyak
dhien genap 12 tahun. Dia sangat menikmati hari-hari di kediamannya, wilayah VI
Mukim. Cut nyak dhien merupakan sosok wanita yang cantik, anggun, ramah dan
rajin mengaji. Dia dididik oleh kedua orang tuanya untuk bisa menjadi pemuka
agama. Karena kecantikannya itu, membuat teuku cek Ibrahim jatuh hati
kepadanya.
Pagi
itu, cut nyak dhien sedang bersenandung riang di halaman rumahnya. Tiba-tiba
dia melihat seorang lelaki tengah memperhatikannya dari semak-semak pohon.
“heii..
siapakah gerangan yang berada dibalik pohon itu? Keluarlah!” cut nyak dhien
tampak marah, Karena sebelumnya tak pernah ada lelaki yang memperhatikannya
dengan cara seperti itu.
“maaf
putri, aku tak bermaksud seperti itu..” laki-laki itu keluar dari semak-semak
seraya menundukkan kepalanya dan tak berani mendongakkan kepalanya.
“ternyata
kamu teuku cek Ibrahim. Ada apakah kamu memperhatikanku seperti itu? Apakah ada
yang salah dengan diriku? Nampaknya kamu seringkali memperhatikanku dari balik
semak” Tanya cut nyak dhien dengan raut wajah yang Nampak kebingungan.
Sebenarnya sudah lama pertanyaan itu melayang-layang dipikirannya, tetapi baru
kali ini dia sempat menanyakan hal itu kepada teuku.
“maafkan
saya putri…” lalu dengan segera, teuku cek pun mengambil langkah seribu tanpa
memperhatikan reaksi cut nyak dhien. Cut nyak dhien tampak bingung, lalu iapun
berniat akan menceritakan hal ini kepada ayahandanya.
***
Ayahandanya
nampaknya sedang menikmati suasana pagi hari dengan secangkir teh manis dan
sebuah buku yang berada digengaman tangannya. Tapi karena cut nyak dhien ingin
menceritakan kejadian tadi dengan segera kepada ayahandanya, lalu iapun nekat
mengganggu ketenangan ayahandanya.
“assalamualaikum
ayahanda.. maaf adinda mengganggu ayahanda. Ada yang ingin adinda ceritakan
kepada ayahanda mengenai sesuatu hal..”
“silahkan
nak, mari duduk disamping ayah. Ada apakah gerangan yang mengganggu pikiran
putriku ini? Nampaknya kau sedang kebingungan. Ayolah cerita nak..” ayahnya
yang Nampak bersedia mendengarkan cerita sang anakpun meletakkan bukunya
disamping tepatnya diatas meja.
“tadi
adinda memergoki salah satu anak dari ajudan kita memperhatikanku dengan tak
wajar ayah..” dengan wajah yang Nampak gugup, cut nyak dhienpun menceritakan
hal itu.
“maksudmu?
Tak wajar bagaimana putriku?”
“iya…
Sudah beberapa kali aku memergoki teuku cek memperhatikanku dari balik semak…
mmm adinda bingung ayah… ada apa ya sebenarnya? Apakah ada yang salah dari
diriku?” Tanya cut nyak dhien seraya menundukkan kepalanya dengan raut wajah
yang memang Nampak kebingungannya.
“mmm
nampaknya ayah tahu..” senyum ayahnya mengembang, lalu meninggalkan putrinya
yang Nampak kebingungan.
***
Cut
nyak dhien tampak tak mengerti, mengapa sang ayah dengan segera pergi
meninggalkan dirinya yang sedang
menunggu jawaban mengenai pertanyaanya? Ternyata ayahnya pergi ke
kediaman teuku lamnga, ayah dari teuku cek Ibrahim. Ayahnya—teuku nanta setia,
sudah menduga bahwa teuku cek Ibrahim memang menyimpan hati pada putrinya—cut
Nyak Dhien, karena sudah beberapa kali pula dia memergoki anaknya tengah
diperhatikan oleh Teuku cek Ibrahim. Dia tak ingin ada fitnah diantara anaknya
dengan teuku cek, maka dari itu ayahnya, sebagai tokoh yang disegani di
masyarakat itu segera memutuskan untuk berkunjung ke kediaman teuku lamnga.
Tok
tok tok tok
“assalamualaikum
teuku lamnga… assalamualaikum…” tiba-tiba pintu rumah telah terbuka, ternyata
yang membukakan pintu tersebut adalah teuku cek Ibrahim.
“wa’alaikumsalam
tuanku.. ada apakah gerangan tuanku berkunjung ke gubuk kami ini?” Tanya teuku
cek seraya menundukkan pandangannya.
“nak,
ada ayahmu? Bapak ingin bicara dengan ayahmu…”
“ada
tuanku.. silahkan masuk…” lalu setelah dipersilahkan untuk masuk dan duduk di
ruang tamu, teuku cekpun tanpa disuruh, segera membuatkan minuman dan
menyediakan makanan ringan untuk tamu besar yang telah sudi berkunjung ke
kediaman dirinya.
Setelah
membuatkan 2 cangkir minuman untuk ayahnya dan teuku nanta setia dan
mempersilahkan keduanya untuk mencicipinya, teuku cekpun segera pergi dari
ruang tamu. Ternyata teuku cek mendengarkan pembicaraan dari kedua orang
terkemuka itu dari balik gorden yang menjadi pembatas ruang tamu dan ruang
keluarga. Teuku nanta menceritakan maksud kedatangan dirinya ke teuku lamnga.
Ternyata teuku nanta berniat untuk segera melangsungkan pernikahan putrinya
dengan teuku cek Ibrahim karena teuku nanta telah mengetahui bahwa dirinya
sering kali memperhatikan putrinya dari balik semak pohon.
Jadi, teuku nanta setia sudah
mengetahui bahwa diriku sering memperhatikan cut nyak dhien? Itu semua karena
dirinya sering kali memergoki diriku memperhatikan cut nyak dhien? Aduuh
bagaimana ini? Aku jadi tak enak hati terhadap cut nyak dhien dan tuanku—teuku
nanta.. apa yang harus aku lakukan?
Pikir teuku cek Ibrahim.
“baiklah
tuanku, kalau begitu saya akan segera menikahkan anak kita secepatnya” ucap
teuku lamnga kepada teuku nanta setia.
***
Pernikahanpun
akan segera berlangsung, semuanya telah dipersiapkan. Cut nyak dhien yang
memang salah satu anak yang menuruti apa yang ayahandanya perintahkan,
menyetujui pernikahan dirinya dengan teuku cek Ibrahim. Soal cinta bisa
ditumbukan setelah pernikahan dirinya dengan teuku cek berlangsung. Karena
memang sebelumnya cut nyak dhien belum pernah merasakan cinta itu seperti apa.
~~bersambung ke Virus ‘merah jambu’ ala Cut Nyak
Dhien part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar